Google Yahoo Msn

Kesaksian Dokter yang Pertama Menangani JFK

Written By Unknown on Senin, 11 November 2013 | Senin, November 11, 2013

TEMPO.CO, Dallas - Robert McClelland masih ingat detik-detik menjelang kematian Presiden Amerika Serikat, John F Kennedy, yang ditembak di Dallas pada 22 November 1963. Ia adalah salah satu dari dua dokter yang masih hidup yang berjuang untuk menyelamatkan suami Jackie Kennedy itu.

"Sangat mengerikan melihat Presiden Kennedy berbaring telentang di atas tandu dengan lampu ruang operasi bersinar di atas kepalanya yang berdarah," kenang Dr McClelland, sekarang 84 tahun. "Aku masih merasakan seolah-olah itu terjadi hari ini. Wajahnya keabu-abuan matanya terbuka dan kepalanya berlumuran darah. Aku tidak punya waktu untuk memakai sarung tangan. Aku mengoperasinya dengan tangan telanjangku."

Ia tengah berada di suatu tempat saat mendengar JFK tertembak. Ia kemudian mengebut menuju Parkland Memorial Hospital di Dallas.

Dia ingat bagaimana saat dia menerobos kerumunan polisi dipandu agen Secret Service dan staf rumah sakit. Di ruangan itu, ia melihat Jackie duduk di kursi di luar ruang operasi dan setelan wol Chanel-nya berlumuran darah.

Setelah masuk ruang operasi, ia bergabung dengan Dr Kenneth Salyer, seorang ahli bedah junior saat itu. Salyer kemudian menjadi salah satu spesialis terkemuka di dunia kraniofasial.

Dalam otobiografinya yang baru dirilis, 'A Life That Matters', Dr Salyer mengatakan prioritasnya adalah untuk mengembalikan fungsi pernapasan Presiden dengan memasukkan tabung ke tenggorokannya dan masuk ke paru-parunya. "Seluruh sisi kanan dari tengkorak Presiden Kennedy cedera parah," katanya mengingat. "Bagian sisi kanan otaknya telah hancur juga dan ada sebuah lubang menganga di tengkoraknya."

Karenanya, memasukkan tabung melalui hidung Presiden sangat tidak mungkin. "Jadi kami terfokus hanya pada luka tembak kecil di leher Presiden," katanya.

Dengan memperbesar ukuran luka, mereka akhirnya mampu memasukkan pipa napas ke dalam paru-paru JFK. "Meskipun tidak satupun dari kami berbicara tentang hal itu, tapi kami masing-masing paham, apapun yang mungkin kami lakukan untuk membantu Presiden akan sia-sia," katanya.

Cedera, katanya, benar-benar fatal. Namun meski otaknya telah hancur, jantungnya masih berdetak. "Pasien kami terluka parah, tapi dia juga Presiden Amerika Serikat dan kami wajib untuk mencoba setiap prosedur heroik untuk menyelamatkannya," katanya.

Tepat pukul 13.00, setelah setiap monitor terpasang ke tubuh Presiden menunjukkan grafik datar, Dr Kemp Clark, kepala bagian bedah saraf, mengumumkan dengan suara tercekat, "Tuan-tuan, Presiden Kennedy telah meninggal."

John Fitzgerald Kennedy lahir di Brookline, Massachusetts, 29 Mei 1917, adalah Presiden Amerika Serikat yang ke-35. Pada 1960, ia dipilih menjadi Presiden Amerika Serikat dan termuda kedua setelah Theodore Roosevelt untuk jabatan presiden. Kennedy menjadi presiden setelah dilantik pada 20 Januari 1961. Jabatan kepresidennya terhenti setelah terjadi pembunuhan terhadap dirinya pada 1963.

Sumber;http://id.berita.yahoo.com/kesaksian-dokter-yang-pertama-menangani-jfk-141627219.html

Ia tewas oleh terjangan peluru saat melakukan kunjungan ke Dallas pada 22 November 1963. Kennedy roboh saat mobil terbuka yang membawanya melintas di kerumunan orang yang menyambut kunjungannya. Pada 25 November 1963, jenasahnya dimakamkan di Arlington, Washington. Sebanyak 800 ribu orang ikut berkabung di jalanan Washington saat iring-iringan jenazahnya melintas menuju pemakaman.

MAIL ONLINE | TRIP B
Senin, November 11, 2013 | 0 komentar | Baca Selengkapnya!...

BI Harapkan Porsi Transaksi Spot Valas Menurun

Written By Unknown on Rabu, 09 Oktober 2013 | Rabu, Oktober 09, 2013

Jakarta (Antara) - Bank Indonesia mengharapkan porsi transaksi spot yang masih mendominasi pasar valas domestik dapat berkurang seiring dikeluarkannya Peraturan Bank Indonesia No.15/8/PBI/2013 tentang Transaksi Lindung Nilai kepada Bank, Rabu.

"Harapan kami transaksi spot yang market share-nya rata-rata mencapai 73 persen dapat menurun dan transaksi swap-nya meningkat," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI saat ditemui di Kompleks Perkantoran BI, Jakarta, Rabu.

Difi menuturkan, untuk transaksi swap saat ini rata-rata market share-nya di pasar valas domestik sebesar 21 persen. Pasar valas domestik sendiri memang masih dalam tahap berkembang yang ditandai dengan kondisi excess demand (permintaan lebih besar dari pada suplai) valas yang relatif persisten, terbatasnya instrumen atau jenis transaksi dan adanya segmentasi pasar.

"Hal ini berpengaruh bagi kerentanan nilai tukar rupiah terhadap gejolak yang berasal dari faktor internal maupun eksternal," ujar Difi.

Difi mengatakan, ketentuan yang dikeluarkan oleh BI tersebut maupun Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-09/MBU/2013 tentang Transaksi Lindung Nilai BUMN yang telah diterbitkan pada 25 September 2013 lalu, diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pelaku ekonomi (nasabah bank) terhadap transaksi spot dalam memenuhi kebutuhan valas.

"Kami berharap supply dan demand (di pasar valas domestik) itu berimbang, karena bisa jadi dengan aktifnya transaksi non spot, eksportir yang punya sumber valas bisa masuk juga sehingga diharapkan juga secara berkesinambungan untuk pengembangan pasar valas," kata Difi.

Dalam PBI No.15/8/PBI/2013, transaksi lindung nilai itu mencakup jenis transaksi derivatif valas terhadap rupiah yang standar antara lain dalam bentuk forward dan swap. Adapun underlying transaksi lindung nilainya berupa kegiatan ekonomi yang meliputi pembayaran utang dalam valuta asing, kegiatan ekspor impor, dan kegiatan investasi.

Sementara itu, untuk nilai nominal transaksi lindung nilai paling banyak sebesar nilai nominal underlying kegiatan ekonomi yang tercantum dalam dokumen kegiatan pendukung.
Rabu, Oktober 09, 2013 | 0 komentar | Baca Selengkapnya!...

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *